TUGAS
MAKALAH
STRUKTUR
DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
SEL
TUMBUHAN
DOSEN :
HERDIYANA F., M.Pd
DISUSUN
OLEH:
NAMA: SAPARWADI
NIM (12 211 047)
JURUSAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP)
MATARAM
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta
ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan
waktunya. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
.
Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Baik
tumbuhan maupun hewan. Sel tersusun atas tiga struktur besar yaitu dinding sel,
membran sel dan protoplasma. Di dalam protoplasma terdapat organela-organela
sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Organela-organela sel
diantaranya seperti vacuola, plastida, retikulum endoplasma, ribosom,
diktiosom, dan inti sel. Dengan memahami setiap fungsi dari organela maka kita
akan dapat memahami sistem kerja tubuh makhluk hidup.
Penulis
sepenuhya menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya
konstruktif demi perbaikan makalah ini. Semoga dengan membaca makalah ini, kita
bisa mengambil pelajaran tentang makna sesungguhnya dari sertifikasi guru
supaya tercetak pendidik yang profesional dan bermartabat.
Mataram,
10 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Cover...................................................................................................... i
Kata
pengantar...................................................................................................... ii
Daftar
isi iii
Bab
I Pendahuluan................................................................................................ 1
A. Latar
belakang................................................................................................ 1
B. Tujuan............................................................................................................. 1
Bab
II Tinjauan Teori........................................................................................... 2
A. Sejarah
Penemuan Sel.................................................................................... 2
B. Pengertian
sel................................................................................................. 3
C. Struktur
Sel Tumbuhan.................................................................................. 3
1. Dinding
Sel................................................................................................ 3
2. Membran
sel.............................................................................................. 7
3. Sitoplasma................................................................................................. 8
D. Organela
Sel Tumbuhan................................................................................. 9
1.
Vakuola.................................................................................................... 9
2.
Plastida ..................................................................................................... 11
3.
Retikulum Endoplasma............................................................................. 14
4. Ribosom..................................................................................................... 16
5. Badan
Golgi (Diktiosom).......................................................................... 16
6. Mitokondria
.............................................................................................. 17
7. Badan
mikro (Peroksisom & Glioksisom)................................................. 19
8. Inti sel....................................................................................................... 19
E. Zat
Ergastrik................................................................................................... 21
1. Amilum
..................................................................................................... 21
2. Aleuron...................................................................................................... 22
3. Kristal........................................................................................................ 22
4. Stegmata
................................................................................................... 22
F. Perbandingan
Sel Hewan Dengan sel Tumbuhan.......................................... 23
Bab
III Penutup.................................................................................................... 24
A. Kesimpulan..................................................................................................... 24
B. Pertanyaan
dan Jawaban................................................................................ 24
Daftar
Pustaka....................................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
C.
LATAR
BELAKANG
Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil
dari makhluk hidup. Dari kupu-kupu hingga kanguru, dari pohon kelapa hingga
cemara semua tersusun atas sel. Makhluk hidup ada yang tersusun dari satu sel
saja, disebut organisme uniseluler, dan ada makhluk hidup yang tersusun lebih
dari satu sel, disebut organisme multiseluler. Dengan mempelajari komponen sel,
kita akan dapat memahami fungsi sel bagi kehidupan.
Organisasi tumbuhan dapat dilihat dari berbagai taraf,
yang paling dasar adalah makromolekul seperti protein, asam nukleat, dan
karbohidrat. Makromolekul dirakit menjadibagian sel yang disebut organel
seperti nukleus, plastida dan mitokondria. Sel berkelompok secara teratur
menjadi jaringan, dan berbagai jaringan membentuk organ. Semua rgan
bersama-sama membentuk tubuh tumbuhan utuh. Jadi sel dianggap sebagai satuan
fungsi organik terkecil dalam tumbuhan.
Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel
dan sebelah dalamnya terdapat zat tempat berlangsungnya reaksi kimia yang
diperlukan untuk kehidupan sel, zat tersebut disebut protoplas (protoplasma).
D. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan
makalah tentang sel tumbuhan ini antara lain:
1. Mahasiswa
mengetahui tentang sejarah penemuan sel
2. Mahasiswa
mengetahui pengertian sel
3. Mahasiswa
memahami struktur sel tumbuhan
4. Mahasiswa
memahami nama, bentuk dan fungsi dari
organela-organela sel tumbuhan
5. Mahasiswa
memahami perbedaan antara sel hewan dengan sel tumbuhan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
SEJARAH
PENEMUAN SEL
Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan
penemuan peralatan yang memperluas indera manusia untuk bisa memasuki
batas-batas baru. Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan
sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke tujuh belas.
Sehingga mikroskop sejak awal tidak dapat dipisahkan dengan sejarah penemuan
sel, yang dijelaskan sebagai berikut:
1.
Robert Hooke (1635-1703)
Sel pertama
kali ditemukan oleh Robert Hooke. Hooke (pada tahun 1665) setelah mengamati sel
gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel gabus tersebut
tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari bahasa Latin
yaitu cellula yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang ditemukannya
itu. Dari sanalah awal mula istilah sel mulai dipakai.
2.
Anton van Leeuwenhoek (1632 –1723)
Merancang mikroskop kecil berlensa tunggal yang
digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia menemukan bakteri dan Antonio
merupakan orang pertama yang melihat sel hidup.
3.
Robert Brown
(1733-1858)
Pada tahun 1820 merancang lensa yang dapat lebih fokus
untuk mengamati sel. Titik buram yang selalu ada pada sel telur, sel polen, sel
dari jaringan anggrek yang sedang tumbuh. Titik buram disebut sebagai nukleus.
4.
Matias Jacob
Schleiden (1804 – 1881)
Pada tahun 1838
berpendapat bahwa ada hubungan yang erat antara nukleus dan perkembangan sel.
Teori Schleiden tentang sel meyatakan bahwa sel merupakan kesaruan/unit
struktural makhluk hidup.
5.
Teodor
Schwan (1810-1883)
Schwan mengamati sel hewan. Schwan berpendapat bahwa
Sel adalah bagian dari organisme.
6. Max Schultze
(1825 – 1874)
Sel merupakan unit fungsional makhluk
hidup. Schultze menyatakan protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan.
7. Rudolf Virchow
(1821 – 1902)
Sel sebagai unit pertumbuhan makhluk
hidup. Rudolf Virchow berpendapat bahwa omnis cellula ex cellulae (semua sel
berasal dari sel sebelumnya).
B.
PENGERTIAN
SEL
Sel merupakan unit struktural dan
fungsional terkecil dari makhluk hidup.
C.
STRUKTUR
SEL TUMBUHAN
Struktur sel tumbuhan terdiri dari 3
bagian yaitu dinding sel, membran sel, dan protoplasma.
1.
Dinding
Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan.
Dinding sel
adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk
membesar. Dinding sel dibentuk
oleh diktiosom. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki
tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan
kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan
berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif
karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan
penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah
kelebihan air yang masuk ke dalam sel. Dinding sel
bersama-sama dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel.
Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen,
tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian
besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan
lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu
glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk
dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein,
pektin, dan sakarida sederhana (gula).
Gambar dinding sel tumbuhan
Pada awal
pembentukannya, dinding sel berupa selaput tipis tersusun atas selulosa (polisakarida
kompleks). Di antara dua dinding sel yang berdekatan terdapat lamela tengah.
Dua sel yang berdekatan dihubungkan oleh saluran yang di dalamnya terdapat
benang-benang plasma yang disebut
plasmodesmata.
Plasmodesmata (bentuk
jamak dari, plasmodesma) adalah
suatu saluran terbuka pada dinding sel tumbuhan melalui mana benang sitosol
terhubung dari sel-sel tetangganya. Sitoplasma lewat melintasi plasmodemata dan
menghubungkan kandungan hidup sel yang bersebelahan.
Ini akan menyatukan sebagian besar bagian tumbuhan itu menjadi satu rangkaian
hidup. Membran plasma sel yang bersebelahan bersambungan melalui plasmodesmata.
Air dan zat terlarut yang berukuran kecil dapat lewat secara leluasa dari sel ke sel. Cara
transportasi tersebut dinamakan simplas. Dalam keadaan tertentu, molekul protein
khusus dan RNA
dapat juga melakukan hal seperti itu. Plasmodesmata telah dapat dilihat sejak
berabad-abad lalu, tapi struktur rincinya baru dapat dipelajari setelah
berkembangnya mikroskop elektron. Plasmodesmata tampak
seperti terowongan yang terjadi dari perluasan membran
plasma dari sejumlah sel yang bersebelahan dan berisi sebuah tabung
berdiameter lebih kurang 40 nm.
Dinding sel dapat
dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Dinding sel
primer dibentuk pada waktu sel membelah, misalnya pada sel-sel muda yang sedang
tumbuh. Dinding sel primer tersusun atas selulosa antara 9–25%, hemiselulosa,
pektin, serta beberapa senyawa lainnya. Selulosa terdiri dari mikrofibril yaitu
serat-serat panjang yang memiliki daya regang kuat.
Sementara itu, dinding
sel sekunder terbentuk karena penebalan. Dinding sel sekunder ini
dimiliki oleh sel-sel dewasa yang terdapat di sebelah dalam dinding sel primer.
Dinding sel sekunder mempunyai kandungan selulosa antara 41–45%, hemiselulosa,
dan lignin.
Selulosa merupakan senyawa
organik dengan rumus (C6H10O5)n, sebuah polisakarida
yang terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus hingga lebih dari sepuluh
ribu ikatan β(1→4) unit D-glukosa. Selulosa
merupakan komponen struktural utama dinding sel
dari tanaman hijau, banyak
bentuk ganggang
dan Oomycetes.
Beberapa spesies bakteri
mengeluarkan itu untuk membentuk biofilm. Selulosa adalah senyawa organik yang paling umum di
Bumi. Sekitar 33% dari semua materi tanaman adalah selulosa (isi selulosa dari kapas adalah 90% dan dari kayu adalah 40-50%).
Selulosa tidak dapat dicerna oleh manusia, hanya dapat dicerna oleh hewan yang
memiliki enzim selulase.
Struktur selulosa sel tumbuhan
Selulosa
|
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa) |
Lignin atau zat kayu adalah salah
satu zat komponen penyusun tumbuhan. Komposisi bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung
jenisnya. Lignin terutama terakumulasi pada batang tumbuhan
berbentuk pohon
dan semak.
Pada batang,
lignin berfungsi sebagai bahan pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga
suatu pohon bisa berdiri tegak (seperti semen pada sebuah batang beton).
Berbeda
dengan selulosa
yang terbentuk dari gugus karbohidrat, struktur kimia lignin sangat
kompleks dan tidak berpola sama. Gugus aromatik
ditemukan pada lignin, yang saling dihubungkan dengan rantai alifatik,
yang terdiri dari 2-3 karbon. Proses pirolisis lignin menghasilkan senyawa kimia aromatis berupa fenol, terutama kresol.
Beberapa sel dindingnya
mengalami penebalan oleh zat lignin yang disebut lignifikasi. Lignifikasi
mengakibatkan xilem dan sklerenkim mengayu (keras dan kaku). Penebalan dinding
sel dapat terjadi secara penyisipan (aposisi ) pada penebalan-penebalan lama
atau penambahan (intususepsi ) pada penebalan lama. Di antara dinding sel ada
yang tidak mengalami penebalan disebut noktah.
2.
Membran
sel
Membran sel
(bahasa Inggris:
cell membrane, plasma membrane,
plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki
oleh semua jenis sel berupa lapisan antarmuka
yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel,
terutama untuk melindungi inti
sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma. Komponen penyusun membran sel antara lain
adalah fosfolipid,
protein, oligosakarida,
glikolipid, dan kolesterol.
Gambar struktur membran sel
Pada tahun 1972, Seymour Jonathan
Singer dan Garth Nicholson mengemukakan model mosaik
fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika
untuk menjelaskan struktur membran sel. Pada model ini, protein
penyusun membran dijabarkan sebagai sekelompok molekul
globular heterogenus yang tersusun dalam struktur amfipatik, yaitu dengan gugus
ionik dan polar menghadap ke fase
akuatik, dan gugus non-polar menghadap ke dalam interior membran yang disebut matriks fosfolipid dan
bersifat hidrofobik. Himpunan-himpunan molekul globular
tersebut terbenam sebagian ke dalam matriks fosfolipid tersebut. Struktur
membran teratur membentuk lapisan ganda fluida yang diskontinu, dan sebagian
kecil dari matriks fosfolipid berinteraksi dengan molekul globular tersebut
sehinggal struktur mosaik fluida merupakan analogi lipoprotein
atau protein integral di dalam
larutan membran ganda fosfolipid.
Umumnya, membran sel memiliki bagian
kepala polar hidrofilik
dengan daya ikat gliserofosforilester yang
terdiri dari gliserol,
fosfat,
dan gugus tambahan seperti kolina, serina, dll; dengan dua
rantai hidrofobik asam lemak
yang membentuk ikatan ester.
Pada rantai primer, ditempati oleh asam lemak jenuh dan pada rantai sekunder
ditempati oleh asam lemak tak jenuh. Bagian kepala dapat berinteraksi dengan air maupun larutan fase
akuatik, sedangkan bagian rantai akan berhimpit membentuk matriks fosfolipid
yang disebut fase internal. Antara fase
internal dan fase akuatik terjadi tegangan potensial antara 220-280 mV yang disebut tegangan potensial
dipol,[5][6]
atau potensial membran.
Penamaan dan sifat bagian kepala
fosfolipid bergantung pada jenis gugus tambahan yang dimilikinya, antara lain
terdapat sebutan fosfokolina (pc), fosfoetanolamina (pe), fosfoserina (ps), dan fosfoinositol (pi); dan masing-masing nama
senyawa fosfolipid terkait yang terbentuk pada membran sel adalah fosfatidil kolina,
fosfatidil etanolamina, fosfatidil serina, dan fosfatidil inositol.
Membran juga dapat terbentuk dari senyawa lipid seperti sfingomielin, sardiolipin, atau ikatan dengan senyawa kolesterol,
dan glikolipida.
3.
Sitoplasma
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut
zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Sitoplasmamerupakan cairan tempat mengapungnya organel-organel sel. Organel sel
adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat
hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Gambar sel dan bagian-bagiannya
Keterangan:
1. kloroplas
2. vakuola
3. nukleus
a. plasmodesmata
b. membran plasma
c. dinding sel
d. membran tilakoid
e. amilum
f. vakuola
g. tonoplas
h. mitokondrion (mitokondria)
i. peroksisoma
j. sitoplasma
k. vesikel kecil bermembran
l. retikulum endoplasma kasar
m. pori-pori nukleus
n. membran inti
o. nukleolus
p. ribosom
q. retikulum endoplasma halus
r. vesikel golgi
s. badan golgi
t. sitoskeleton
2. vakuola
3. nukleus
a. plasmodesmata
b. membran plasma
c. dinding sel
d. membran tilakoid
e. amilum
f. vakuola
g. tonoplas
h. mitokondrion (mitokondria)
i. peroksisoma
j. sitoplasma
k. vesikel kecil bermembran
l. retikulum endoplasma kasar
m. pori-pori nukleus
n. membran inti
o. nukleolus
p. ribosom
q. retikulum endoplasma halus
r. vesikel golgi
s. badan golgi
t. sitoskeleton
D.
ORGANELA
SEL TUMBUHAN
1.
Vakuola
Vacuola atau rongga sel ialah organel sitoplasmik
yang berisi cairan dan dibatasi membran. Cairan ini adalah air dan berbagai
zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun
tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler
tingkat rendah.
Gambar
vacuola
Vakuola
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan Vakuola nonkontraktil
(vakuola makanan). Vakuola kontraktil berufngsi sebagai osmoregulator yaitu
pengatur nilai osmotik sel atau ekskresi. Vakuola nonkontraktil berfungsi untuk
mencerna makanan dan mengedarkan hasil makanan.
Sel tumbuhan muda memiliki banyak vakuola
kecil-kecil. Semakin dewasa jumlah vakuola berkurang, tetapi ukuran membesar.
Sel-sel tumbuhan yang memiliki vakuola besar biasanya adalah sel-sel parenkim
dan kolenkim. Vakuola tersebut dibatasi oleh membran yang disebut tonoplas. Tonoplas atau membran
vakuola adalah membran tunggal yang menyelimuti vakuola
dan memisahkan sitosol
dari getah tumbuhan serta sangat penting bagi sel tumbuhan dan sel cendawan.
Membran ini menyerupai membran plasma, namun berbeda fungsinya dan
sering agak lebih tipis (7,5 nm). Membran plasma mengendalikan keluar-masuknya
linarut (zat terlarut) di sitoplasma , sedangkan tonoplas mengangkut linarut
keluar-masuk vakuola, jadi mengendalikan potensial air sel. Potensial air khususnya
penting pada sel penjaga dari perangkat stomata. Pada dasarnya,
tonoplas berasal dari retikulum endoplasma, tapi diduga melalui perangkat Golgi seperti
halnya membran plasma (plasmolema).
Sel dewasa
hanya memiliki satu vakuola tengah berukuran besar dikelilingi membran tonoplas
yang bersifat diferensial permeabel. Vakuola tengah terbentuk sebagai akibat
pertumbuhan dinding sel yang lebih cepat daripada pertumbuhan sitoplasma.
Vakuola tengah ini berisi cairan (getah sel) yang berupa larutan pekat, kaya
mineral, gula, O2, asam organik, CO3, pigmen, enzim, dan
sisa-sisa metabolisme.
Pada sel
daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga seringkali
sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari
sel. Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena
mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga
konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena
vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel.
Dalam
vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses
metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang
efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan
berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimia.
Vakuola
mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
a.
Tempat
penimbunan sisa metabolisme dan metabolit sekunder seperti Ca-oksalat, tanin,
getah karet, dan alkaloid.
b.
Tempat menyimpan
zat makanan seperti amilum dan gula
c.
Memasukkan air
melalui tonoplas untuk membangun turgiditas sel yang bekerja sama dengan
dinding sel.
d.
Menyimpan pigmen
(daun, bunga dan buah) misalnya vakuola pada sel-sel mahkota bunga mengandung
pigmen warna.
e.
Menyimpan minyak
atsiri (golongan
minyak yang memberikan bau khas) misalnya kayu putih, pepermin, dan aroma harum pada
bunga.
2. Plastida
Plastida adalah organel pada sel tumbuhan
(dalam arti luas, Viridoplantae). Plastida
berasal dari perkembangan proplastida di daerah meristematik. Plastida
adalah organel vital pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai tempat
fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-hari sel.
Secara evolusi, plastida dianggap sebagai prokariota yang bersimbiosis ke dalam
sel eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya. Teori
endosimbiosis ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria namun
introduksi plastida dianggap terjadi kemudian. Pada kenyataannya, plastida
dikenal dalam berbagai bentuk:
a.
Proplastida
Merupakan bentuk belum “dewasa” atau bentuk plastid
yang belum membentuk pigmen.
b.
Leukoplas
Leukoplas yaitu plastida yang tidak berwarna,
umumnya terdapat pada tempat yang tidak terkena sinar, misalnya organ penyimpan
makanan cadangan seperti biji dan umbi. Berdasarkan fungsinya dibedakan tiga
jenis leukoplas sebagai berikut.
1)
Amiloplas untuk
menyimpan amilum.
2)
Elaioplas atau lipidoplas untuk membentuk dan
menyimpan lemak.
3)
Proteoplas untuk menyimpan protein. bentuk
dewasa tanpa mengandung pigmen, ditemukan terutama di akar
c.
Kloroplas
Kloroplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen hijau disebut klorofil, karotenoid, dan
pigmen fotosintetik lainnya. Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase
gelap dari fotosintesis tumbuhan.
Kloroplas hanya dijumpai pada sel autotrof yang eukariotik. Kloroplas dimiliki
oleh sel-sel yang berklorofil misalnya Algae, lumut, tumbuhan paku, dan
tumbuhan bunga.
Kloroplas
mempunyai bentuk beraneka ragam, tetapi pada umumnya berbentuk bulat atau
lonjong (oval). Kloroplas pada sel tumbuhan tingkat tinggi mempunyai ukuran
sekitar 4–6 μm. Setiap sel mengandung
20–40 kloroplas permilimeter persegi. Apabila jumlahnya masih kurang mencukupi,
kloroplas dapat membelah diri. Namun, jika jumlahnya berlebihan maka sejumlah
kloroplas akan rusak.
Gambar kloroplas
Kloroplas
tersusun atas membran, yaitu membran luar dan dalam. Membran luar mempunyai
permukaan rata yang berfungsi mengatur keluar masuknya zat. Membran dalam
membungkus cairan kloroplas yang disebut stroma. Membran dalam kloroplas
melipat ke arah dalam dan membentuk lembaran-lembaran yang disebut tilakoid.
Pada tempat-tempat tertentu, tilakoid bertumpuk-tumpuk membentuk badan seperti
tumpukan uang logam yang disebut grana. Pada umumnya sebuah kloroplas
mengandung 40–60 grana.
Kloroplas
pada tanaman tingkat tinggi merupakan evolusi dari bakteri fotosintetik menjadi
organel sel tanaman. Genom kloroplas terdiri dari 121 024 pasang nukleotida
serta mempunyai inverted repeats (2 kopi) yang mengandung gen-gen rRNA (16S dan 23S rRNAs) untuk pembentukan
ribosom. Genom kloroplas mempunyai subunit yang besar yaitu penyandi ribulosa
biphosphate carboxylase. Protein yang terlibat di dalam kloroplas sebanyak
60 protein. 2/3nya diekspresikan oleh gen yang terdapat di inti sel sementara
1/3nya diekspresikan dari genom kloroplas.
d.
Kromoplas
Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen
nonfotosintetik (merah dan oranye atau kuning). Kromoplas banyak terdapat pada
mahkota bunga. Pigmen yang terkandung dalam kromoplas sebagai berikut.
1)
Karoten
mengakibatkan warna kuning, misalnya pada wortel.
2)
Xantofil
mengakibatkan warna kuning kecokelatan, misalnya pada daun tua.
3)
Fikosianin mengakibatkan warna biru, misalnya
pada ganggang biru.
e.
Amiloplas
Bentuk
semi-aktif yang mengandung butir-butir tepung, ditemukan pada bagian tumbuhan
yang menyimpan cadangan energi dalam bentuk tepung, seperti akar, rimpang, dan
batang (umbi) serta biji.
f.
Elaioplas
Bentuk
semi-aktif yang mengandung tetes-tetes minyak/lemak pada beberapa jaringan
penyimpan minyak, seperti endospermium (pada biji)
g.
Etioplas
Bentuk
semi-aktif yang merupakan bentuk adaptasi kloroplas terhadap lingkungan kurang
cahaya; etioplas dapat segera aktif dengan membentuk klorofil hanya dalam
beberapa jam, begitu mendapat cukup pencahayaan.
3. Retikulum Endoplasma
Retikulum
Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga
retikulum endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel
eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum
diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Pengertian
lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan
yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.
Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari
satu bagian sel ke bagian sel lainnya.
Retikulum
Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat ditemukan
pada semua sel eukariotik. Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang
terdiri atas sistem membran. Membran ini berhubungan langsung dengan selimut
nukleus atau nuclear envelope. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang
menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae.
Gambar retikulum endoplasma
Di sekitar
Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol atau
cytosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang
ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer = 10-9 meter). Membran ini
berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope. Fungsi
retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya.
b.
RE Kasar
Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma
tertentu, terdapat ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat
dimana proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut
dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan
daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein
tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak
diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel.
Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.
c.
RE Halus
Bagian-bagian
Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum
Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. RE halus berfungsi dalam
beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan
konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, tempat melekatnya reseptor pada
protein membran sel, serta tempat membentuk steroid.. Sel-sel yang sebagian
besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ seperti
hati.
4.
Ribosom
Ribosom
ialah organel kecil dan padat dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis
protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom
(rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel
ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein)
menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di dalam
sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada retikulum
endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
5.
Badan
Golgi (Diktiosom)
Gambar badan golgi
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan
patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi. Badan Golgi pada
tumbuhan biasanya disebut diktiosom. Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi,
kompleks Golgi) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan
struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Beberapa
fungsi badan golgi antara lan:
a.
Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama
pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan
lain.
b.
Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi
sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.
c.
Membentuk dinding sel tumbuhan
d.
Membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim
untuk memecah dinding sel telur
e.
Tempat untuk memodifikasi protein
f.
Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk
sekresi sel
g.
Untuk membentuk lisosom
6.
Mitokondria
Mitokondria
(mitochondrion’, plural: mitochondria’) atau kondriosom (chondriosome) adalah
organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup. Respirasi
merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau
tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah
“pembangkit tenaga” bagi sel.
Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena
di sinilah energi dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan.
Gambar mitokondria
Mitokondria
mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan membran
dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering
disebut dengan cristae. Di dalam Mitokondria terdapat ‘ruangan’ yang disebut
matriks, dimana beberapa mineral dapat ditemukan.
Terdapat hipotesis
bahwa mitokondria merupakan organel hasil evolusi
dari sel α-proteobacteria
prokariota
yang ber-endosimbiosis
dengan sel eukariota.
Kemudian keduanya mengembangkan hubungan simbiosis dan membentuk organel sel
yang pertama. Adanya DNA pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria
merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya.
Hipotesis
ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri. Ukuran
mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan keduanya bereproduksi dengan cara
membelah diri menjadi dua. Hal yang utama adalah keduanya memiliki DNA
berbentuk lingkar. Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri
yang berbeda dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA
mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang
dikode oleh inti sel eukariot. Secara
garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama,
yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
Peran utama
mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam
bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat
di transpor dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan
sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk
setiap molekul glukosa yang dioksidasi.
Mitokondria
dapat melakukan replikasi secara mandiri (self replicating) seperti sel
bakteri. Replikasi terjadi apabila mitokondria ini menjadi terlalu besar
sehingga melakukan pemecahan (fission). Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang
dikenal sebagai mtDNA (Ing. mitochondrial DNA). MtDNA
berpilin ganda, sirkular, dan tidak terlindungi membran (prokariotik).
7.
Badan
mikro (Peroksisom & Glioksisom)
Peroksisom
adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisi berbagai enzim
dan yang paling khas ialah enzim katalase. Katalase berfungsi mengkatalisis
perombakan hydrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H20). Hidrogen
peroksida merupakan produk metabolism sel yang berpotensi membahayakan sel.
Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat. Peroksisom
terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan. Pada hewan, peroksisom banyak
terdapat di hati dan ginjal, sedang pada tumbuhan peroksisom terdapat dalam
berbagai tipe sel. Peroksisom tumbuh dengan cara
menggabungkan protein dan lipid yang dibuat dalam sitosol, dan memperbanyak
jumlahnya dengan membelah diri menjadi dua setelah mencapai ukuran tertentu.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, misalnya
pada lapisan aleuron biji padi-padian. Aleuron merupakan bentuk dari protein
atau kristal yang terdapat dalam vakuola. Glioksisom sering ditemukan di
jaringan penyimpan lemak dari biji yang berkecambah. Glioksisom mengandung
enzim pengubah lemak menjadi gula. Proses perubahan tersebut menghasilkan energi
yang diperlukan bagi perkecambahan.
8.
Inti sel
Nukleus adalah organel pertama yg ditemukan, yang
pertama kali dideskripsikan oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih
terperinci oleh ahli botani Skotlandia, Robert Brown, pada tahun 1831. Nukleus ini umumnya
paling mencolok pada sel eukariotik. Rata-rata diameternya 5 µm. Nukleus
memiliki membran yang menyelubunginya yang disebut membran atau selubung inti.
Membran ini memisahkan isi nukleus dengan sitoplasma.
Membran atau selubung inti merupakan membran ganda.
Kedua selubung ini masing-masing merupakan bilayer lipid dengan protein yang
terkait. Membran ini dilubangi oleh beberapa pori yang berdiameter sekitar 100
nm. Pada bibir setiap pori membran dalam dan membran luar selubung nukleus
menyatu. Pori-pori ini memungkinkan hubungan antara nukleoplasma (cairan inti)
dengan sitoplasma (cairan sel).
Selain pori, sisi dalam selubung ini dilapisi lamina
nukleus dengan susunan mirip jaring yang terdiri dari filamen protein yang
mempertahankan bentuk nukleus. Di dalam nukleus terdapat:
a.
Nukleolus (anak inti),
Berfungsi
mensintesis berbagai macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang digunakan dalam
perakitan ribosom. Molekul RNA yang disintesis dilewatkan melalui pori nukleus
ke sitoplasma, kemudian semuanya bergabung membentuk ribosom. Nukleolus
berentuk seperti bola, dan memalui mikroskop elektron nukleolus ini tampak
sebagai suatu massa yang terdiri dari butiran dan serabut berwarna pekat yang
menempel pada bagian kromatin.
b.
Nukleoplasma (cairan inti)
merupakan zat yang tersusun dari protein.
c.
Butiran kromatin,
Terdapat di
dalam nukleoplasma. Tampak jelas pada saat sel membelah. Pada saat sel membelah
butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang disebut kromosom.
Kromosom mengandung DNA (asam dioksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan
informasi genetik melalui sintesis protein. Secara umum, Nukleus bertugas
mengontrol kegiatan yang terjadi di sitoplasma. DNA yang terdapat di dalam
kromosom merupakan cetak biru bagi pembentukan berbagai protein (terutama
enzim). Enzim diperlukan dalam menjalankan berbagai fungsi di sitoplasma.
Kromatin pada
fase-fase siklus sel
(1) Asam deoksiribonukleat rantai ganda. (2) Kromatin (asam deoksiribonukleat
rantai tunggal beserta histon) (3) Kromatin pada interfase (biru) beserta sentromer (merah) (4)
Kromatin padat selama profase (5) Kromosom pada metafase
Secara umum
fungsi nukleus antara ain:
a.
Mengendalikan
metabolisme sel
b.
Tempat
penggandaan dan transkripsi DNA
c.
Pengatur
pembelahan sel dan pembawa informasi genetik
E.
ZAT
ERGASTRIK
Zat ergastrik merupakan komponen non
protoplasma yang terdapat di dalam sitoplasma dan vacuola. Zat ergastrik bisa
bersifat cair maupun padat. Zat
ergastrik atau inklusi meliputi amilum atau pati, aleuron, bermacam-macam
kristal dan tubuh silika atau stigmata. Semula zat ini dianggap sebagai hasil
metabolisme yang tidak terpakai atau cadangan makanan. Ternyata zat ini
memiliki keuntungan selektif karena embuat tanaman tidak enak dimakan sebab
rasanya pahit atau memiliki bau tidak enak sehingga tidak dimakan oleh
pemangsa.
1.
Amilum
Amilum atau pati pertama kali dibentuk
dalam kloroplas dan disebut tepung asimilasi. Amilum yang dibentuk disebut
tepung cadangan. Bila dalam perjalanan sebelum sampai pada tempat penyimpanan
sintesis sudah berlangsung, maka tepung yang dibentuk disebut tepung
transitoris. Titik awal terbentuknya amilum disebut hilum atau hilus. Butir
tepung tunggal disebut monoadelfus dan butir tepung majemuk disebut
poliadelfus.
2.
Aleuron
Aleuron merupakan lapisan yang terdapat
pada endosperm biji serealia. Butir aleuron yang besar dapat ditemukan dalam
endosperm biji jarak. Di dalamnya selain protein amorf juga ditemukan
kristaloid protein yang berbentuk segi banya. Lapisan aleuron banyak mengandung
vitamin B-1 (aneurin) yang merupakan vitamin anti beri-beri.
3.
Kristal
Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam
sel tumbuhan, sebagian besar di dalam vakuola sel, namun ada juga yang tertanam
dalam dinding sel. Krisal oksalat yang paling banyak ditemukan, sedangkan
kalsium karbonat dan kalsium malat hanya ada pada jenis tanaman tertentu.
Kristal pasir adalah kristal berbentuk
prisma kecil, ditemukan dalam jumlah yang banyak seperti pada selsel batang
sambucus nigra, tangkai daun bayam (Amarathus sp). Biasanya terhimpun dalam
berkas. Contohnya dapat dijumpai pada daun nenas, tangkai daun bunga pukul
empat (Miriabilis jalapa), daun dan
batang pacar air (Impatiens balsamia).
Kristal berbentuk rhomboid atau prisma,
berbentuk soliter seperti pada sel daun jeruk (Citrus sp) Begonia, dan Vicia
sativa. Sedangkan kristal kalsium karbonat ditemukan dalam bentuk sistolit pada
keluarga moraceae, acanthaceae da urticaceae. Sistolit adalah kristal yang
dibentuk serupa penonjolan kearah allam sel dari dinding ke lumen sel.
4.
Stegmata
Stegmata atau tubuh silika merupakan
endapan oksida silikon, kebanyakan terdapat pada monokotil. Bentuknya amat khas
pada tanaman dalam satu genus atau familia. Pada Heliconia seperti bujur
sangkar, pada Zingiberaceae seperti pasir, pada Cyperaceae seperti kerucut dan
pada Poaceae amorf. Letak stegmata tidak acak sehingga keberadaannya dapat
digunakan sebagai ciri dalam taksonomi.
F.
NOKTAH
1.
Terbentuknya
noktah
Noktah merupakan bagian dari dinding sel yang tidak mengalami penutupan.
Pembentukan noktah dimulai dari pembentukan dinding baru sebalah dalam
fragmoplas terputus di tempat yagn masih mengandung retikulum endoplasma dan
mikrotubu dari kumparan mitosis. Di tempat itu papan sel berlubang, dan sewaktu
dinding sel menebal, lubang itu dilapisi oleh plasmalema baru yang dibentuk
oleh vesikula diktiosom. Lubang ini merupakan penghubung antara kedua protolas
yang terbentuk, seluruh struktur ini disebut plasmodesmata. Sementara dinding
mengalami penebalan, bagian plasmodesmata tidak tertutup bahan dinding sehingga
membentuk lapisan noktah primer, atau noktah primordial. Jadi noktah primordial
merupakan bagian tipis pada dinding yang tembus oleh sitoplasma halus atau
plasmodesmata. Bila lapangan noktah yang dibentuk terdapat berhadapan tepat
pada dua sel yang sama, penebalan yang dialami kedua sel juga sama, akan
menghasilkan noktah berpasangan.
2.
Macam-macam
noktah
a.
Noktah
sederhana
Noktah
sederhana merupakan noktah yang dinding sekundernya berakhir tepat di
tepi cekungan yang dibentuk oleh lapangan nokta primer.
b.
Noktah
terlindung
Noktah terlindung erupakan noktah yang
terbentuk akibat dinding sekunder melebihi cekungan lapangan noktah primer
sehingga terdapat bagian yang terlindung atau bertepi. Ruang noktah terlindung bremuara di lumen sel
melalui lubang noktah. Noktah terlindung disebut juga noktah ladam atau noktah
halaman.
c.
Noktah
setengah terlindung
Noktah semi terlindung merupakan noktah
terlindung yang berpasangan dengan noktah sederhana.
G.
PERBANDINGAN
SEL HEWAN DENGAN TUMBUHAN
Adapun perbedaan antara sel tumbuhan
dengan sel hewan antara lain:
No
|
Bagian sel
|
Sel tumbuhan
|
Sel hewan
|
1
|
Dinding sel
|
Ada
|
Tidak ada
|
2
|
Plastida
|
Ada
|
Tidak ada
|
3
|
Sentriol
|
Tidak ada
|
ada
|
4
|
Vacuola
|
memiliki vakuola ukuran besar, banyak
|
.pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil,
sedikit
|
5
|
lisosom
|
Tidak ada
|
ada
|
6
|
Timbunan zat
|
berupa pati
|
berupa lemak dan glikogen
|
7
|
Bentuk sel
|
Tetap
|
Tidak tetap
|
BAB III
PENUTUP
C.
KESIMPULAN
Sel pertama
kali ditemukan oleh Robert Hooke. Hooke (pada tahun 1665) setelah mengamati sel
gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Sel merupakan unit struktural dan
fungsional terkecil dari makhluk hidup. Struktur sel tumbuhan
terdiri dari 3 bagian yaitu dinding sel, membran sel, dan protoplasma. Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan
yang dibentuk oleh diktiosom. Dinding sel
merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga,
meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Membran sel adalah fitur universal
yang dimiliki oleh semua jenis sel
berupa lapisan antarmuka
yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel,
terutama untuk melindungi inti
sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma. Komponen penyusun membran sel antara lain
adalah fosfolipid,
protein, oligosakarida,
glikolipid, dan kolesterol.
Bagian yang
cair dalam sel dinamakan Sitoplasma. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air
(90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya
reaksi kirnia sel. Sitoplasmamerupakan cairan tempat mengapungnya organel-organel
sel. Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan
bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Organela-organela
sel antara lain vacuola, plastida, ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma,
peroksisom, mitokondria dan inti sel.
D.
PERTANYAAN
DAN JAWABAN
1. Siapakah
ilmuan yang pertama kali memperkenalkan istilah cell
Jawab:
Penemu
sel pertama kali adalah Robert Hooke
2. Kenapa
sel tumbuhan bersifat kaku
Jawab:
Karena
lapisan terluar dari sel tumbuhan berupa dinding sel yang tersusun atas
jaringan selulosa, lignin dan pektin yang telah mati sehingga kaku.
3. Sebutkan
organela-organela yang dimiliki sel tumbuhan tapi tidak dimiliki oleh sel hewan
Jawab:
- Plastida
- Vacuola
- Dinding sel
- kloroplas
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012. Gambar sel hewan dan sel tumbuhan. http://www.internet.web.id/2012/08/gambar-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan.html.
Oktober 2013
Campbell,
Neil A. Dkk. Biologi edisi kelima jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kafrawi, Azmi. 2013. Struktur Sel tumbuhan dan fungsinya. http://www.biologi-sel.com/2012/11/struktur-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan.html
Kimball,
Jhon W. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid
I. Jakarta: Erlangga
Nugroho,
L. Hartanto & Sumardi, Issirep. 2004. Biologi
Dasar. Jakarta: Penebar Swadaya.
Santoso,
Loenita dkk. 2008. Buku Ajar dan Petunjuk Praktikum Struktur dan Perkembangan
tumbuhan I. Surabaya: Universitas Surabaya Press
Saputra,
Irmawan Hadi. Januari 2013. Sel tumbuhan. http://www.plengdut.com/2013/01/sel-tumbuhan.html
Sumardi,
Issirep & Pudjiarinto, Agus. 1993. Struktur dan perkembangan tumbuhan.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Purnomo,
dkk. 2005. Biologi Kelas XI. Jakarta Swlaqtan: Sunda Kelapa Pustaka
Yatim,
Wildan. 2003. Biologi Sel Lanjut. Bandung: PT. Tarsito