PEMBAHASAN
A.
BIOSINTESA
LIPID
1. Pengertian
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari
proses dehidrogenasi
endotermal rangkaian hidrokarbon
(Wikipedia).
Sedangkan menurut Diane (1989) Lipid adalah senyawa
biologik yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari gugus nonpolar.
Meskipun istilah lipid
kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga
meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida
dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol).
Lemak
secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari
wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut
adiposa.
Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon
leptin dan resistin yang berperan dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam komunikasi
antar sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus
disebut hormon adipokina,
antara lain kemerin,
interleukin-6,
plasminogen activator inhibitor-1, retinol binding protein 4
(RBP4), tumor necrosis factor-alpha (TNFα), visfatin,
dan hormon metabolik seperti adiponektin
dan hormon
adipokinetik (Akh).
Meskipun manusia dan
mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid
tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.
2.
Struktur
Lipid
Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada
sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak
(contohnya A, D, E, dan K), monogliserida,
digliserida,
fosfolipid, glikolipid,
terpenoid (termasuk di dalamnya getah
dan steroid) dan lain-lain.
Struktur beberapa lipid
umum. Di bagian atas adalah asam oleat dan kolesterol. Struktur bagian tengah adalah trigliserida yang terdiri dari rantai oleoil, stearoil, dan palmitoil yang melekat
pada kerangka gliserol. Di bagian bawah adalah fosfolipid yang umum, fosfatidilkolina.
Lipid mengacu pada
golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar
dan hidrofobik.
Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air,
tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter
atau kloroform.
3.
Sifat
Dan Ciri-Ciri Lipid
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon (-CH2-CH2-CH2-)
maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan
sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan
yang apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol. Lipid bersifat
amfifilik,
artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom,
atau membran lain dalam lingkungan basah.
4.
Kategori
Lipid
a.
Asam lemak
Asam lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang
digunakan untuk menjabarkan bermacam-ragam molekul-molekul yang disintesis dari
polimerisasi asetil-KoA dengan gugus malonil-KoA
atau metilmalonil-KoA
di dalam sebuah proses yang disebut sintesis
asam lemak.
Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang berakhiran dengan gugus asam karboksilat; penyusunan ini memberikan
molekul ujung yang polar
dan hidrofilik, dan ujung yang nonpolar dan hidrofobik
yang tidak larut di dalam air. Struktur asam lemak merupakan
salah satu kategori paling mendasar dari biolipid biologis dan dipakai sebagai
blok bangunan dari lipid dengan struktur yang lebih kompleks. Asam lemak yang
paling banyak muncul di alam memiliki konfigurasi cis, meskipun bentuk trans
wujud di beberapa lemak dan minyak yang dihidrogenasi secara parsial.
Rantai karbon, biasanya antara empat sampai 24 panjang karbon, baik yang
jenuh ataupun tak
jenuh dan dapat dilekatkan ke dalam gugus fungsional yang mengandung oksigen, halogen, nitrogen, dand belerang. Ketika terdapat sebuah ikatan valensi
ganda, terdapat kemungkinan isomerisme geometri
cis atau trans, yang secara signifikan memengaruhi konfigurasi
molekuler molekul tersebut. Ikatan ganda-cis menyebabkan
rantai asam lemak menekuk, dan hal ini menjadi lebih mencolok apabila terdapat
ikatan ganda yang lebih banyak dalam suatu rantai. Pada gilirannya, ini
memainkan peranan penting di dalam struktur dan fungsi membran sel.
Asam lemak adalah asam alkanoat
dengan rumus bangun hidrokarbon yang panjang. Rantai hidrokarbon tersebut dapat
mencapai 10 hingga 30 atom. Rantai alkana yang non polar mempunyai
peran yang sangat penting demi mengimbangi kebasaan gugus hidroksil.
Pada senyawa asam dengan sedikit atom karbon, gugus asam akan mendominasi sifat molekul dan memberikan sifat polar kimiawi.
Walaupun demikian pada asam lemak, rantai alkanalah
yang mendominasi sifat molekul.
Contoh asam lemak yang penting secara biologis adalah eikosanoid,
utamanya diturunkan dari asam
arakidonat dan asam
eikosapentaenoat, yang meliputi prostaglandin, leukotriena,
dan tromboksana.
Kelas utama lain dalam kategori asam lemak adalah ester lemak dan amida lemak.
Ester lemak meliputi zat-zat antara biokimia yang penting seperti ester
lilin, turunan-turunan asam lemak tioester koenzim A, turunan-turunan asam lemak tioester ACP,
dan asam lemak karnitina. Amida lemak meliputi senyawa N-asiletanolamina,
seperti penghantar saraf kanabinoid
anandamida.
Asam lemak terbagi menjadi:
1) Asam
lemak jenuh
2) Asam
lemak tak jenuh
3) Garam
dari asam lemak
4) Prostaglandin
b.
Gliserolipid
Gliserolipid tersusun atas gliserol bersubstitusi mono-, di-, dan tri-, yang
paling terkenal adalah ester asam lemak dari gliserol (triasilgliserol), yang
juga dikenal sebagai trigliserida.
Di dalam persenyawaan ini, tiga gugus hidroksil gliserol masing-masing
teresterifikasi, biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Karena ia berfungsi
sebagai cadangan makanan, lipid ini terdapat dalam sebagian besar lemak
cadangan di dalam jaringan hewan. Hidrolisis ikatan ester
dari triasilgliserol dan pelepasan gliserol dan asam lemak dari jaringan
adiposa disebut "mobilisasi lemak".
Subkelas gliserolipid lainnya adalah glikosilgliserol, yang
dikarakterisasi dengan keberadaan satu atau lebih residu monosakarida yang melekat pada gliserol via ikatan
glikosidik. Contoh struktur di dalam kategori ini adalah
digalaktosildiasilgliserol yang dijumpai di dalam membran tumbuhan dan
seminolipid dari sel sperma
mamalia.
Gliserida adalah ester dari asam lemak dan sejenis alkohol dengan tiga gugus fungsional yang disebut gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-propantriol). Karena
gliserol memiliki tiga gugus fungsional alkohol, asam lemak akan bereaksi untuk
membuat tiga gugus ester sekaligus.[18] Gliserida dengan tiga gugus ester asam
lemak disebut trigliserida.
Jenis asam lemak yang terikat pada ketiga gugus tersebut seringkali tidak
berasal dari kelas asam lemak yang sama.
c.
Fosfolipid
(Glisero)fosfolipid (bahasa Inggris: phospholipid,
phosphoglycerides, glycerophospholipid) sangat mirip dengan trigliserida dengan beberapa perkecualian.
Fosfolipid terbentuk dari gliserol
(nama IUPAC, 1,2,3-propantriol) dengan dua gugus alkohol yang membentuk gugus ester
dengan asam lemak (bisa jadi dari kelas yang berbeda),
dan satu gugus alkohol membentuk gugus ester dengan asam
fosforat.
Gliserofosfolipid, juga dirujuk sebagai fosfolipid, terdapat cukup banyak di alam dan
merupakan komponen kunci sel lipd
dwilapis, serta terlibat di dalam metabolisme dan sinyal komunikasi antar sel.
Jaringan saraf termasuk otak, mengandung cukup banyak gliserofosfolipid.
Perubahan komposisi zat ini dapat mengakibatkan berbagai kelainan saraf.
Contoh gliserofosfolipid yang ditemukan di dalam membran biologis adalah fosfatidilkolina (juga dikenal sebagai PC, GPCho,
atau lesitin), fosfatidiletanolamina
(PE atau GPEtn), dan fosfatidilserina
(PS atau GPSer). Selain berperan sebagai komponen primer membran sel dan tempat perikatan bagi protein
intra- dan antarseluler, beberapa gliserofosfolipid di dalam sel-sel
eukariotik, seperti fosfatidilinositol
dan asam
fosfatidat adalah prekursor, ataupun sendirinya adalah kurir kedua
yang diturunkan dari membran. Biasanya, satu atau kedua
gugus hidroksil ini terasilasi dengan asam lemak
berantai panjang, meskit terdapat gliserofosfolipid yang terikat dengan alkil
dan 1Z-alkenil (plasmalogen).
Terdapat juga varian dialkileter pada arkaebakteria.
Gliserofosfolipid dapat dibagi menurut sifat kelompok-kepala polar pada
posisi sn-3 dari tulang belakang gliserol pada eukariota dan eubakteria, atau posisi sn-1
dalam kasus archaea.
Karena pada gugus ester asam fosforat masih mempunyai satu ikatan
valensi yang bebas, biasanya juga membentuk gugus ester dengan
alkohol yang lain, misalnya alkohol amino seperti kolina,
etanolamina dan serina.
Fosfolipid merupakan komponen yang utama pada membran sel lapisan lemak. Fosfolipid yang umum
dijumpai adalah:
1)
Lecitin yang mengandung alkohol amino
jenis kolina
2)
Kepalin yang mengandung alkohol amino
jenis serina atau etanolamina.
Sifat fosfolipid bergantung dari karakter asam lemak dan alkohol amino
yang diikatnya.
Fosfatidiletanolamina
d.
Sfingolipid
Sfingolipid adalah keluarga kompleks dari
senyawa-senyawa yang berbagi fitur struktural yang sama, yaitu kerangka dasar
basa sfingoid yang disintesis secara de
novo dari asam amino serina
dan asil lemak KoA berantai panjang, yang kemudian diubah menjadi seramida,
fosfosfingolipid, glisosfingolipid, dan senyawa-senyawa lainnya.
Nama sfingolipid diambil dari mitologi Yunani, Spinx, setengah
wanita dan setengah singa yang membinasakan siapa saja yang tidak dapat
menjawab teka-tekinya. Sfingolipid ditemukan oleh Johann
Thudichum pada tahun 1874 sebagai teka-teki yang sangat rumit dari
jaringan otak.
Sfingolipid adalah jenis lemak kedua yang ditemukan di dalam membran sel, khususnya pada sel saraf dan jaringan
otak. Lemak ini tidak mengandung gliserol, tetapi dapat menahan dua gugus alkohol pada bagian tengah kerangka amina.
Fosfosfingolipid utama pada mamalia adalah sfingomielin
(seramida fosfokolina), sementara pada serangga terutama mengandung seramida
fosfoetanolamina dan pada fungi memiliki fitoseramida fosfoinositol dan gugus
kepala yang mengandung manosa.
Basa sfingoid utama mamalia biasa dirujuk sebagai sfingosina.
Seramida (Basa N-asil-sfingoid) adalah subkelas utama turunan basa sfingoid
dengan asam lemak yang terikat pada amida. Asam lemaknya biasanya jenuh
ataupun mono-takjenuh dengan panjang rantai dari 16 atom karbon sampai dengan
26 atom karbon.
Glikosfingolipid adalah sekelompok molekul beraneka ragam yang tersusun
dari satu residu gula atau lebih yang terhubung ke basa sfingoid melalui ikatan
glikosidik.
e.
Lipid Sterol
Lipid sterol, seperti kolesterol dan turunannya, adalah
komponen lipid membran yang penting, bersamaan dengan gliserofosfolipid dan
sfingomielin. Steroid, semuanya diturunkan dari struktur
inti empat-cincin lebur yang sama, memiliki peran biologis yang bervariasi
seperti hormon dan molekul
pensinyalan.
Steroid
18-karbon (C18) meliputi keluarga estrogen, sementara steroid C19 terdiri
dari androgen seperti testosteron dan androsteron.
Subkelas C21 meliputi progestagen,
juga glukokortikoid
dan mineralokortikoid.
Sekosteroid,
terdiri dari bermacam ragam bentuk vitamin D, dikarakterisasi oleh perpecahan
cincin B dari struktur inti. Contoh lain dari lemak sterol adalah asam empedu dan
konjugat-konjugatnya, yang pada mamalia merupakan turunan kolesterol yang
dioksidasi dan disintesis di dalam hati.
Pada
tumbuhan, senyawa yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol,
stigmasterol,
dan brasikasterol;
senyawa terakhir ini juga digunakan sebagai bagi pertumbuhan alga.
Sterol dominan di dalam membran sel fungi
adalah ergosterol.
f.
Lipid Prenol
Lipid prenol disintesis dari prekursor berkarbon 5
isopentenil
pirofosfat dan dimetilalil
pirofosfat yang sebagian besar dihasilkan melalui lintasan asam
mevalonat (MVA). Isoprenoid sederhana (alkohol linear, difosfat, dan
lain-lain) terbentuk dari adisi unit C5 yang terus menerus, dan diklasifikasi
menurut banyaknya satuan terpena ini.
Struktur yang mengandung lebih dari 40 karbon dikenal sebagai
politerpena. Karotenoid
adalah isoprenoid sederhana yang penting yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai prekursor vitamin A. Contoh kelas molekul yang penting
secara biologis lainnya adalah kuinon
dan hidrokuinon
yang mengandung ekor isoprenoid yang melekat pada inti kuinonoid yang tidak
berasal dari isoprenoid. Vitamin E dan
vitamin K, juga ubikuinon, adalah contoh kelas ini. Prokariota
mensintesis poliprenol (disebut baktoprenol)
yang satuan isoprenoid terminalnya yang melekat pada oksigen tetap tak jenuh,
sedangkan pada poliprenol hewan (dolikol)
isoprenoid terminalnya telah direduksi.
g.
Sakarolipid
Struktur sakarolipid Kdo2-Lipid
A. Residu glukosamina
berwarna biru, residu Kdo berwarna merah, rantai asil
berwarna hitam, dan gugus fosfat berwarna hijau.
Sakarolipid (bahasa Inggris:
saccharolipid, glucolipid) adalah asam lemak yang terikat langsung dengan molekul glukosa dan membentuk struktur yang sesuai dengan
membran dwilapis. Pada sakarolipid, monosakarida mengganti ikatan gliserol dengan asam
lemak, seperti yang terjadi pada gliserolipid dan gliserofosfolipid.
Sakarolipid yang paling dikenal adalah prekursor glukosamina terasilasi dari komponen lipid
A lipopolisakarida
pada bakteri gram-negatif.
Molekul Lipid-A yang umum adalah disakarida
dari glukosamina, yang diturunkan sebanyak tujuh rantai asil-lemak.
Lipopolisakarida minimal yang diperlukan untuk pertumbuhan E. coli adalah Kdo2-Lipid A, yakni
disakarida berheksa-asil dari glukosamina yang diglikosilasikan dengan dua
residu asam 3-deoksi-D-mano-oktulosonat (Kdo).
Proses hidrolisis
sakarolipid akan menghasilkan amino gula.
h.
Poliketida
Poliketida adalah metabolit sekunder yang terbentuk melalui proses polimerisasi dari asetil
dan propionil
oleh enzim klasik maupun enzim iteratif dan multimodular yang berbagi fitur
mekanistik yang sama dengan asam
lemak sintasi. Enzim yang sering digunakan adalah
poliketida sintase, melalui proses kondensasi
Claisen.
Poliketida merupakan metabolit
sekunder yang dihasilkan secara alami oleh bakteri, fungi,
tumbuhan, hewan,
sumber daya laut dan organisme yang memiliki keanekaragaman struktural yang
tinggi.
Banyak poliketida
berupa molekul siklik yang kerangkanya seringkali dimodifikasi lebih jauh
melalui glikosilasi,
metilasi, hidroksilasi,
oksidasi, dan/atau proses lainnya untuk menimba
manfaat dari sifat antibiotik
yang dimiliki. Beberapa jenis poliketida bahkan bersifat anti kanker, dapat
menurunkan kolesterol serta menunjukkan efek imuno-supresif.
Sejumlah senyawa antimikroba,
antiparasit,
dan antikanker merupakan poliketida atau turunannya,
seperti eritromisin,
antibiotik
tetrasiklin, avermektin,
dan antitumor epotilon.
5.
Garam
Lemak
Sabun adalah campuran dari natrium hidroksida
berbagai asam lemak yang terdapat di alam bebas. Sabun
terbuat melalui proses saponifikasi asam lemak. Biasanya digunakan natrium
karbonat atau natrium hidroksida
untuk proses tersebut. Secara umum, reaksi hidrolisis yang terjadi dapat
dirumuskan:
asam lemak + NaOH ---> air + garam asam lemak
Jenis sabun yang dihasilkan bergantung pada jenis asam lemak dan panjang
rantai karbonnya. Natrium
stearat dengan 18 karbon adalah sabun yang sangat keras dan tidak
larut. Seng
stearat digunakan pada bedak talkum karena bersifat hidrofobik.
Asam laurat dengan 12 karbon yang telah menjadi natrium
laurat sangat mudah terlarut, sedangkan asam lemak dengan kurang
dari 10 atom karbon tidak digunakan menjadi sabun karena dapat menimbulkan iritasi
pada kulit dan berbau kurang sedap.
6.
Parafin
Parafin (bahasa Inggris: wax) adalah lemak yang
terbentuk dari esterisasi alkohol yang mempunyai rumus bangun yang panjang,
dengan asam lemak. Alkohol dapat
mengandung 12 hingga 23 atom karbon. Parafin dapat ditemukan di
alam sebagai pelindung daun dan sel batang untuk mencegah agar tanaman tidak kehilangan air
terlalu banyak. Karnuba
ditemukan pada dedaunan pohon palem Brasil dan digunakan sebagai pelumas untuk
lantai maupun mobil. Lanolin
adalah parafin pada bulu domba. Beeswax
adalah cairan parafin yang disekresi lebah untuk membangun sel tempat untuk
madu dan telur lebah.
Parafin yang digunakan pada pembuatan lilin
bukan melalui esterisasi, melainkan merupakan campuran dari alkana
dengan berat
molekul yang besar. Pelumas untuk telinga dibuat dari campuran fosfolipid dan ester dari kolesterol.
7.
Fungsi
Lipid
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi
manusia, yaitu:
a. Menjadi
cadangan energi dalam bentuk sel
lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule
atau 9,3 kcal.
b. Lemak
mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air,
ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke
dalam sel.
c. Menopang
fungsi senyawa organik
sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid
hormon dan kelenjar empedu.
d. Menjadi
suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
e. Berfungsi
sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari
suhu luar yang kurang bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen
utama yang membentuk membran semua jenis sel. Fungsi lemak beserta
penjabarannya antara lain sebagai:
a. Membran
Sel
Sel eukariotik disekat-sekat menjadi organel ikatan-membran yang melaksanakan fungsi
biologis yang berbeda-beda. Gliserofosfolipid
adalah komponen struktural utama dari membran
biologis, misalnya membran plasma selular dan membran organel
intraselular; di dalam sel-sel hewani membran plasma secara fisik memisahkan
komponen intraselular
dari lingkungan ekstraselular.
Gliserofosfolipid adalah molekul amfipatik
(mengandung wilayah hidrofobik
dan hidrofilik)
yang mengandung inti gliserol yang terkait dengan dua "ekor" turunan
asam lemak oleh ikatan-ikatan ester dan ke satu gugus
"kepala" oleh suatu ikatan ester fosfat.
Sementara gliserofosfolipid adalah komponen utama membran biologis, komponen
lipid non-gliserida lainnya seperti sfingomielin
dan sterol
(terutama kolesterol di dalam membran sel hewani) juga
ditemukan di dalam membran biologis.
Di dalam tumbuhan dan alga,
galaktosildiasilgliserol, dan sulfokinovosildiasilgliserol, yang kekurangan
gugus fosfat, adalah komponen penting dari membran kloroplas dan organel yang
berhubungan dan merupakan lipid yang paling melimpah di dalam jaringan
fotosintesis, termasuk tumbuhan tinggi, alga, dan bakteri tertentu.
Dwilapis telah ditemukan untuk memamerkan tingkat-tingkat tinggi dari keterbiasan
ganda yang dapat digunakan untuk memeriksa derajat keterurutan (atau
kekacauan) di dalam dwilapis menggunakan teknik seperti interferometri polarisasi ganda.
b. Cadangan
Energi
Triasilgliserol tersimpan di dalam jaringan adiposa, adalah bentuk utama
dari cadangan energi di tubuh hewan. Adiposit, atau sel lemak, dirancang untuk sintesis
dan pemecahan sinambung dari triasilgliserol. Dengan pemecahan terutama
dikendalikan oleh aktivasi enzim yang peka-hormon, lipase.
Oksidasi lengkap asam lemak memberikan materi yang tinggi kalori,
kira-kira 9 kkal/g, dibandingkan dengan 4 kkal/g untuk
pemecahan karbohidrat dan protein. Burung pehijrah yang harus terbang pada
jarak jauh tanpa makan menggunakan cadangan energi triasilgliserol untuk membahanbakari
perjalanan mereka.
c. Pensinyalan
Di beberapa tahun terakhir, bukti telah mengemuka menunjukkan bahwa pensinyalan
lipid adalah bagian penting dari pensinyalan
sel. Pensinyalan lipid dapat muncul melalui aktivasi reseptor protein G berpasangan atau reseptor
nuklir, dan anggota-anggota beberapa kategori lipid yang berbeda
telah dikenali sebagai molekul-molekul pensinyalan dan sistem
kurir kedua (http://alongabbay.com).
Semua ini meliputi sfingosina-1-fosfat,
sfingolipid yang diturunkan dari seramida yaitu molekul kurir potensial yang
terlibat di dalam pengaturan pergerakan kalsium, pertumbuhan sel, dan
apoptosis; diasilgliserol
(DAG) dan fosfatidilinositol
fosfat (PIPs), yang terlibat di dalam aktivasi protein
kinase C yang dimediasi kalsium; prostaglandin, yang merupakan satu jenis asam
lemak yang diturunkan dari eikosanoid yang terlibat di dalam radang
dan kekebalan;
hormon steroid seperti estrogen, testosteron, dan kortisol, yang memodulasi fungsi reproduksi,
metabolisme, dan tekanan darah; dan oksisterol
seperti 25-hidroksi-kolesterol yakni agonis
reseptor
X hati.
d. Fungsi
Lain
Vitamin-vitamin yang "larut di dalam lemak" (A, D, E, dan K1) – yang merupakan lipid berbasis
isoprena – gizi esensial yang tersimpan di dalam jaringan lemak dan hati,
dengan rentang fungsi yang berbeda-beda. Asil-karnitina terlibat di dalam pengangkutan dan
metabolisme asam lemak di dalam dan di luar mitokondria, di mana mereka mengalami oksidasi
beta.
Poliprenol dan turunan
terfosforilasi juga memainkan peran pengangkutan yang penting, di dalam kasus
ini pengangkutan oligosakarida
melalui membran. Fungsi gula fosfat poliprenol dan gula difosfat poliprenol di
dalam reaksi glikosilasi ekstra-sitoplasmik, di dalam biosintesis polisakarida
ekstraselular (misalnya, polimerisasi peptidoglikan di dalam bakteri), dan di dalam
protein eukariotik N-glikosilasi.
Kardiolipin
adalah sub-kelas gliserofosfolipid yang mengandung empat rantai asil dan tiga
gugus gliserol yang tersedia melimpah khususnya pada membran mitokondria bagian
dalam. Mereka diyakini mengaktivasi enzim-enzim yang terlibat dengan fosforilasi oksidatif.
8.
Metabolisme
Lipid
Lemak yang menjadi
makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida, sterol, dan fosfolipid
membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Proses metabolisme lipid menyintesis
dan mengurangi cadangan lipid dan menghasilkan karakteristik lipid fungsional
dan struktural pada jaringan individu.
a. Biosintesis
Karena irama
laju asupan karbohidrat
yang cukup tinggi bagi makhluk hidup, maka asupan tersebut harus segera diolah
oleh tubuh, menjadi energi maupun disimpan sebagai glikogen. Asupan yang baik terjadi pada
saat energi yang terkandung dalam karbohidrat setara dengan energi yang
diperlukan oleh tubuh, dan sangat sulit untuk menggapai keseimbangan ini.
Ketika asupan karbohidrat menjadi berlebih, maka kelebihan itu akan diubah
menjadi lemak. Metabolisme yang terjadi dimulai dari:
1)
Asupan karbohidrat, antara lain berupa sakarida, fruktosa, galaktosa
pada saluran pencernaan
diserap masuk ke dalam sirkulasi darah menjadi glukosa/gula darah. Konsentrasi glukosa pada plasma darah diatur oleh tiga hormon,
yaitu glukagon, insulin dan adrenalin.
2)
Insulin akan menaikkan laju sirkulasi
glukosa ke seluruh jaringan tubuh. Pada jaringan
adiposa, adiposit akan mengubah glukosa menjadi glukosa
6-fosfat dan gliserol
fosfat, masing-masing dengan bantuan satu molekul ATP. Jaringan adiposit ini yang
sering dikonsumsi kita sebagai lemak.
3)
Glukosa 6-fosfat kemudian dikonversi
oleh hati dan jaringan otot
menjadi glikogen. Proses ini dikenal sebagai glikogenesis, dalam kewenangan insulin. Pada saat rasio glukosa dalam
plasma darah turun, hormon glukagon dan adrenalin akan dikeluarkan untuk memulai proses glikogenolisis yang mengubah kembali
glikogen menjadi glukosa.
4)
Ketika tubuh memerlukan energi, glukosa
akan dikonversi melalui proses glikolisis untuk menjadi asam piruvat dan adenosin trifosfat.
5)
Asam piruvat kemudian dikonversi menjadi
asetil-KoA, kemudian menjadi asam sitrat dan masuk ke dalam siklus asam sitrat.
Pada saat otot berkontraksi, asam piruvat tidak dikonversi menjadi asetil-KoA,
melainkan menjadi asam laktat.
Setelah otot beristirahat, proses glukoneogenesis akan berlangsung guna
mengkonversi asam laktat kembali menjadi asam piruvat.
Sementara
itu:
2)
Misel akan diproses oleh enzim
lipase yang disekresi pankreas menjadi asam lemak, gliserol, kemudian masuk melewati celah
membran intestin.
3)
Setelah melewati dinding usus, asam
lemak dan gliserol ditangkap oleh kilomikron
dan disimpan di dalam vesikel. Pada vesikel ini terjadi reaksi esterifikasi
dan konversi menjadi lipoprotein.
Kelebihan lemak darah, akan disimpan di dalam jaringan
adiposa, sementara yang lain akan terkonversi menjadi trigliserida, HDL dan LDL. Lemak
darah adalah sebuah istilah ambiguitas yang merujuk pada trigliserida sebagai
lemak hasil proses pencernaan, sama seperti penggunaan istilah gula darah
walaupun:
a)
trigliserida terjadi karena proses ester
di dalam vesikel kilomikron
b)
lemak yang dihasilkan oleh proses
pencernaan adalah berbagai macam asam lemak dan gliserol.
4)
Ketika tubuh memerlukan energi, baik
trigliserida, HDL dan LDL akan diurai dalam sitoplasma melalui proses dehidrogenasi kembali menjadi
gliserol dan asam lemak. Reaksi yang terjadi mirip seperti reaksi redoks
atau reaksi Brønsted–Lowry;
asam + basa --> garam + air; dan kebalikannya garam + air --> asam + basa
a)
Proses ini terjadi di dalam hati dan
disebut lipolisis.
Sejumlah hormon yang antagonis dengan insulin
disekresi pada proses ini menuju ke dalam hati, antara lain:
b)
Lemak di dalam darah yang berlebih akan
disimpan di dalam jaringan adiposa.
5)
Lebih lanjut gliserol dikonversi menjadi
dihidroksiaketon,
kemudian menjadi dihidroksiaketon fosfat dan masuk ke
dalam proses glikolisis.
6)
Sedangkan asam lemak akan dikonversi di
dalam mitokondria
dengan proses oksidasi, dengan bantuan asetil-KoA menjadi adenosin trifosfat,
karbondioksida
dan air.
Kejadian ini melibatkan sintesis asam lemak dari asetil-KoA dan esterifikasi asam lemak pada saat
pembuatan triasilgliserol, suatu proses yang disebut lipogenesis atau sintesis
asam lemak. Asam lemak dibuat oleh sintesa
asam lemak yang mempolimerisasi dan kemudian mereduksi satuan-satuan
asetil-KoA.
Rantai asil pada asam lemak diperluas oleh suatu daur reaksi yang
menambahkan gugus asetil, mereduksinya menjadi alkohol, mendehidrasinya menjadi gugus alkena
dan kemudian mereduksinya kembali menjadi gugus alkana.
Enzim-enzim biosintesis asam lemak dibagi ke dalam dua gugus, di dalam
hewan dan fungi, semua reaksi sintasa asam lemak ini ditangani oleh protein
tunggal multifungsi, sedangkan di dalam tumbuhan, plastid dan bakteri memisahkan kinerja enzim
tiap-tiap langkah di dalam lintasannya. Asam lemak dapat diubah menjadi
triasilgliserol yang terbungkus di dalam lipoprotein
dan disekresi dari hati.
Sintesis asam lemak tak jenuh
melibatkan reaksi desaturasai, di mana ikatan ganda
diintroduksi ke dalam rantai asil lemak. Misalnya, pada manusia, desaturasi asam stearat oleh stearoil-KoA desaturasa-1 menghasilkan asam oleat. Asam lemak tak jenuh ganda-dua (asam
linoleat) juga asam lemak tak jenuh ganda-tiga (asam linolenat) tidak dapat disintesis di dalam
jaringan mamalia, dan oleh karena itu asam lemak esensial
dan harus diperoleh dari makanan.
Sintesis triasilgliserol terjadi di dalam retikulum endoplasma
oleh lintasan metabolisme di mana gugus asil di dalam asil lemak-KoA
dipindahkan ke gugus hidroksil dari gliserol-3-fosfat dan diasilgliserol.
Terpena dan terpenoid, termasuk karotenoid, dibuat oleh perakitan dan modifikasi
satuan-satuan isoprena yang disumbangkan dari prekursor reaktif isopentenil
pirofosfat dan dimetilalil
pirofosfat. Prekursor ini dapat dibuat dengan cara yang
berbeda-beda. Pada hewan dan archaea, lintasan
mevalonat menghasilkan senyawa ini dari asetil-KoA, sedangkan pada
tumbuhan dan bakteri lintasan
non-mevalonat menggunakan piruvat dan gliseraldehida 3-fosfat sebagai substratnya.
Satu reaksi penting yang menggunakan donor isoprena aktif ini adalah biosintesis
steroid. Di sini, satuan-satuan isoprena digabungkan untuk membuat skualena dan kemudian dilipat dan dibentuk menjadi
sehimpunan cincin untuk membuat lanosterol.
Lanosterol kemudian dapat diubah menjadi steroid, seperti kolesterol dan ergosterol.
b. Degradasi
Oksidasi
beta adalah proses metabolisme di mana asam lemak dipecah di dalam mitokondria dan/atau di dalam peroksisoma
untuk menghasilkan asetil-KoA.
Sebagian besar, asam lemak dioksidasi oleh suatu mekanisme yang sama, tetapi
tidak serupa dengan, kebalikan proses sintesis asam lemak. Yaitu, pecahan
berkarbon dua dihilangkan berturut-turut dari ujung karboksil dari asam itu
setelah langkah-langkah dehidrogenasi,
hidrasi,
dan oksidasi untuk membentuk asam
keto-beta, yang dipecah dengan tiolisis.
Asetil-KoA kemudian diubah menjadi Adenosina trifosfat,
CO2, dan H2O menggunakan daur
asam sitrat dan rantai pengangkutan elektron.
Energi yang diperoleh dari oksidasi sempurna asam lemak palmitat adalah
106 ATP. Asam lemak rantai-ganjil dan tak jenuh memerlukan langkah enzimatik
tambahan untuk degradasi.
9.
Lipid
dan Kesehatan
Sebagian besar lipid yang ditemukan di dalam makanan adalah berbentuk
triasilgliserol, kolesterol dan fosfolipid. Kadar rendah lemak makanan adalah
penting untuk memfasilitasi penyerapan vitamin-vitamin yang larut di dalam
lemak (A, D, E, dan K) dan karotenoid.
Manusia dan mamalia lainnya
memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan asam lemak esensial tertentu,
misalnya asam
linoleat (asam
lemak omega-6) dan asam
alfa-linolenat (sejenis asam lemak omega-3) karena mereka tidak
dapat disintesis dari prekursor sederhana di dalam makanan. Kedua-dua asam
lemak ini memiliki 18 karbon per molekulnya, lemak majemuk tak jenuh berbeda di dalam jumlah
dan kedudukan ikatan gandanya.
Sebagian besar minyak nabati
adalah kaya akan asam linoleat (safflower,
bunga
matahari, dan jagung).
Asam alfa-linolenat ditemukan di dalam daun hijau tumbuhan, dan di beberapa
biji-bijian, kacang-kacangan, dan leguma (khususnya flax,
brassica napus, walnut,
dan kedelai).
Minyak
ikan kaya akan asam lemak omega-3 berantai panjang asam
eikosapentaenoat dan asam
dokosaheksaenoat. Banyak pengkajian telah menunjukkan manfaat
kesehatan yang baik yang berhubungan dengan asupan asam lemak omega-3 pada
perkembangan bayi, kanker, penyakit kardiovaskular (gangguan
jantung), dan berbagai penyakit kejiwaan, seperti depresi, kelainan
hiperaktif/kurang memperhatikan, dan demensia.
Sebaliknya, kini dinyatakan bahwa asupan lemak
trans, yaitu yang ada pada minyak nabati yang dihidrogenasi sebagian, adalah
faktor risiko bagi penyakit jantung.
Beberapa pengkajian menunjukkan bahwa total asupan lemak yang dikonsumsi
berhubungan dengan menaiknya risiko kegemukan dan diabetes. Tetapi, pengkajian lain
yang cukup banyak, termasuk Women's
Health Initiative Dietary Modification Trial (Percobaan Modifikasi
Makanan Inisiatif Kesehatan Perempuan), sebuah pengkajian selama delapan tahun
terhadap 49.000 perempuan, Nurses'
Health Study (Pengkajian Kesehatan Perawat dan Health Professionals Follow-up Study (Pengkajian Tindak-lanjut
Profesional Kesehatan), mengungkapkan ketiadaan hubungan itu.
Kedua-dua pengkajian ini tidak menunjukkan adanya hubungan antara
persentase kalori dari lemak dan risiko kanker, penyakit jantung, atau
kelebihan bobot badan. Nutrition
Source, sebuah situs web yang dipelihara oleh Departemen Gizi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard,
mengikhtisarkan bukti-bukti terkini pada dampak lemak makanan: "Sebagian
besar rincian penelitian yang dilakukan di Harvard ini menunjukkan bahwa jumlah
keseluruhan lemak di dalam makanan tidak berhubungan dengan bobot badan atau
penyakit tertentu."
B.
FOTOSINTESIS
1. Pengertian
Fotosintesis
adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau
energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga,
dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara,
karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.
Hampir semua makhluk hidup
bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan
energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai
fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu
cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula
sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk
mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis,
yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang
2.
Sejarah
Meskipun
masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum dipahami, persamaan
umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an. Pada awal tahun 1600-an,
seorang dokter dan ahli kimia, Jan
van Helmont, seorang Flandria (sekarang bagian dari Belgia),
melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan
bertambah dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa
massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air. Namun, pada tahun 1727,
ahli botani Inggris, Stephen
Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air
yang berperan. Ia mengemukakan bahwa sebagian makanan tumbuhan berasal dari
atmosfer dan cahaya yang terlibat dalam proses tertentu. Pada saat itu belum
diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan.
Pada tahun 1771, Joseph Priestley,
seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan Inggris, menemukan bahwa ketika ia
menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples
terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian
menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama
lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley
menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara
dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa
udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh
tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples
tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan.
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley. Ia
memperlihatkan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan"
udara yang "rusak" Ia juga menemukan bahwa tumbuhan juga 'mengotori
udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu menyarankan agar tumbuhan
dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk mencegah kemungkinan meracuni
penghuninya.
Akhirnya di tahun 1782, Jean
Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang
“dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh
tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore
de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen
Hale dengan percobaan-percobaan "pemulihan" udara. Ia
menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon
dioksida, tetapi juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah
akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang
menghasilkan makanan (seperti glukosa).
3.
Proses
Fotosintesis
Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada
setiap sel, tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen
fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik ini tidak mampu
melakukan proses fotosintesis. Pada percobaan Jan Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya
mempengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi
yang dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya.
Di samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain yang menjadi
pembeda adalah kemampuan daun dalam menyerap berbagai
spektrum cahaya yang berbeda tersebut. Perbedaan kemampuan daun dalam menyerap
berbagai spektrum cahaya tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis
pigmen yang terkandung pada jaringan
daun.
Di dalam daun terdapat mesofil yang
terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringan pagar. Pada
kedua jaringan ini, terdapat kloroplas
yang mengandung pigmen hijau klorofil. Pigmen ini merupakan salah satu dari
pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam menyerap
energi matahari.
4.
Pembentukan
Klorofil
Klorofil yang merupakan tempat
terjadinya fotoisntesis, pembentukannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
antara lain :
a. Gen
Bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan
memiliki
klorofil.
klorofil.
b. Cahaya
Beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan
cahaya,
tanaman lain tidak memerlukan cahaya.
tanaman lain tidak memerlukan cahaya.
c. Unsur N, Mg, Fe
Unsur N. Mg, Fe merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis
dalam sintesis klorofil.
d. Air
Bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil. Pada
tabun 1937: Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang ditangkap oleh
klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Peristiwa
ini disebut fotolisis (reaksi terang).
H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah
NADPH2, sedang O2 tetap dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan
terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh NADP tanpa menggunakan cahaya.
Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2 akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk
H+ menjadi CH20.
CO2
+ 2 NADPH2 + O2 ————> 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2
5.
Kloroplas
Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum
matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas
mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini
dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya
terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.
Di dalam stroma juga terdapat
lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana (kumpulan
granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat
terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara
membran tilakoid. Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a, klorofil b, karetonoid,
dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan
(Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu).
Pigmen
fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi
energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri
sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang
dikenal sebagai fotosistem.
Struktur kloroplas:
1. membran luar
2. ruang antar membran
3. membran dalam (1+2+3: bagian amplop)
4. stroma
5. lumen tilakoid (inside of thylakoid)
6. membran tilakoid
7. granum (kumpulan tilakoid)
8. tilakoid (lamella)
9. pati
10. ribosom
11. DNA plastida
12. plastoglobula
1. membran luar
2. ruang antar membran
3. membran dalam (1+2+3: bagian amplop)
4. stroma
5. lumen tilakoid (inside of thylakoid)
6. membran tilakoid
7. granum (kumpulan tilakoid)
8. tilakoid (lamella)
9. pati
10. ribosom
11. DNA plastida
12. plastoglobula
6.
Fotosistem
Fotosistem adalah suatu unit yang mampu menangkap energi
cahaya matahari yang terdiri dari klorofil a, kompleks antena, dan akseptor
elektron. Di dalam kloroplas terdapat beberapa macam klorofil dan pigmen
lain, seperti klorofil a yang berwarna hijau muda, klorofil b berwarna hijau
tua, dan karoten yang berwarna kuning sampai
jingga. Pigmen-pigmen tersebut mengelompok dalam membran tilakoid dan membentuk
perangkat pigmen yang berperan penting dalam fotosintesis.
Klorofil a berada dalam bagian pusat reaksi.
Klorofil ini berperan dalam menyalurkan elektron yang berenergi tinggi ke akseptor utama
elektron. Elektron ini selanjutnya masuk ke sistem
siklus
elektron. Elektron yang dilepaskan klorofil a mempunyai energi
tinggi sebab memperoleh energi dari cahaya yang berasal dari molekul perangkat pigmen yang dikenal dengan
kompleks antena.
Fotosistem sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan
fotosistem II. Pada fotosistem I ini penyerapan energi cahaya dilakukan oleh
klorofil a yang sensitif
terhadap cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga klorofil a disebut
juga P700. Energi yang diperoleh P700 ditransfer dari kompleks antena. Pada
fotosistem II penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif
terhadap panjang gelombang
680 nm sehingga disebut P680. P680 yang teroksidasi merupakan agen pengoksidasi
yang lebih kuat daripada P700. Dengan potensial
redoks yang lebih besar, akan cukup elektron negatif untuk memperoleh elektron
dari molekul-molekul air.
a. Reaksi
Terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP
dan reduksi NADPH2.
Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses
diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen
sebagai antena.
Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu
fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti
bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm,
sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap
cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II
menyerap cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan
menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan
mengambil elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul
air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim. Hal ini
akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan menggunakan elektron
dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2.
Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer
tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa
H+ yang disebut sitokrom b6-f kompleks. Reaksi
keseluruhan yang terjadi di PS II adalah:
2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H-
→ 4H+ + O2 + 2PQH2
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari
PS II ke PS I dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil
yang sangat mudah bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin
(PC).
Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke
membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks
adalah:
2PQH2 + 4PC(Cu2+)
→ 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh
fotosistem I. Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi
mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal dari
H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang
bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan
memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin. Reaksi
keseluruhan pada PS I adalah:
Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+)
→ 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir
pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH.
Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+
reduktase. Reaksinya adalah:
4Fd (Fe2+) + 2NADP+
+ 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH
Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk
ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan
pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+
pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat
anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang
adalah sebagai berikut:
Sinar
+ ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+
+ O2
Reaksi
terang dari fotosintesis pada membran tilakoid
b. Reaksi
Gelap
Reaksi
gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur,
yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus
Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa
dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat. Oleh karena
itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan
tumbuhan C-3. Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini
dibantu oleh enzim rubisco.
Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur
Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah
penambatan CO2 adalah oksaloasetat
yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah
phosphoenolpyruvate carboxilase.
Siklus Calvin-Benson
Mekanisme
siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi
CO2 oleh ribulosa difosfat karboksilase (RuBP) membentuk
3-fosfogliserat. RuBP merupakan enzim alosetrik
yang distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas. Pertama, reaksi dari enzim ini
distimulasi oleh peningkatan pH. Jika kloroplas diberi cahaya,
ion H+ ditranspor dari stroma
ke dalam tilakoid
menghasilkan peningkatan pH stroma yang menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan
luar membran tilakoid. Kedua, reaksi ini distimulasi
oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H+, jika
kloroplas diberi cahaya. Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang
dihasilkan oleh fotosistem
I selama pemberian cahaya.
Fiksasi
CO2 ini merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan
kloroplas. Fikasasi CO2 melewati proses karboksilasi,
reduksi, dan regenerasi. Karboksilasi melibatkan penambahan CO2
dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat(3-PGA). Kemudian pada fase
reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi 1 gugus aldehida dalam
3-fosforgliseradehida (3-Pgaldehida). Reduksi ini tidak terjadi secara
langsung, tapi gugus
karboksil dari 3-PGA pertama-tama diubah menjadi ester
jenis anhidrida
asam
pada asam 1,3-bifosfogliserat (1,3-bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat
terakhir dari ATP. ATP ini timbul dari fotofosforilasi
dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah kembali dengan
cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan. Bahan pereduksi yang
sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron.[23] Secara bersamaan, Pi dilepas dan
digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi ATP.
Pada fase regenerasi, yang diregenerasi
adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi dengan CO2 tambahan yang
berdifusi secara konstan
ke dalam dan melalui stomata.[24] Pada akhir reaksi Calvin, ATP ketiga
yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat, digunakan untuk
mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur
dimulai lagi.
Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO2 dan produk
akhirnya adalah 1,3-Pgaldehida. Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati,
sebagian lainnya dibawa keluar. Sistem ini membuat jumlah total
fosfat menjadi konstan di kloroplas, tetapi menyebabkan munculnya triosafosfat
di sitosol. Triosa fosfat digunakan sitosol untuk
membentuk sukrosa.
Siklus Hatch-Slack
Siklus Hatch-Slack
Berdasarkan cara memproduksi glukosa, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan C3 dan
C4.
Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah subtropis. Tumbuhan ini menghasilkan glukosa dengan pengolahan CO2 melalui
siklus Calvin, yang melibatkan enzim Rubisco sebagai penambat CO2.
Tumbuhan C3 memerlukan 3 ATP untuk menghasilkan molekul
glukosa. Namun, ATP ini dapat terpakai sia-sia tanpa dihasilkannya glukosa. Hal
ini dapat terjadi jika ada fotorespirasi,
di mana enzim Rubisco tidak menambat CO2 tetapi menambat O2.
Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang umumnya ditemukan di daerah tropis.
Tumbuhan ini melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2 menjadi
glukosa.
Enzim phosphophenol pyruvat carboxilase (PEPco) adalah
enzim yang akan mengikat CO2 dari udara dan kemudian akan menjadi oksaloasetat.
Oksaloasetat akan diubah menjadi malat. Malat akan terkarboksilasi menjadi
piruvat dan CO2. Piruvat akan kembali menjadi PEPco, sedangkan CO2
akan masuk ke dalam siklus Calvin yang berlangsung di sel bundle sheath
dan melibatkan enzim RuBP. Proses ini dinamakan siklus Hatch Slack, yang
terjadi di sel mesofil. Dalam keseluruhan proses ini, digunakan 5
ATP.
7.
Faktor
Penentu Laju Fotosintesis
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor
yaitu faktor yang dapat memengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan
maupun faktor yang tidak memengaruhi secara langsung seperti terganggunya
beberapa fungsi organ yang penting bagi proses fotosintesis.
Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap beberapa kondisi lingkungan
meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan
tersebut dikenal juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung
bagi laju fotosintesis.
Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai
kondisi optimum
meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah sebabnya
faktor-faktor pembatas tersebut sangat memengaruhi laju fotosintesis yaitu
dengan mengendalikan laju optimum fotosintesis.[28] Selain itu, faktor-faktor seperti translokasi
karbohidrat, umur daun, serta ketersediaan nutrisi memengaruhi fungsi organ
yang penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut memengaruhi
laju fotosintesis.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
b.
Konsentrasi
karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
c. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
d. Kadar Air
Kekurangan
air atau kekeringan menyebabkan stomata
menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju
fotosintesis.
e. Kadar Fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika
kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh,
laju fotosintesis akan berkurang.
f. Tahap Pertumbuhan
Penelitian
menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang
berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi
dan makanan untuk tumbuh.
KESIMPULAN
Sintesa
asam lemak rantai-rantai panjang (lipogenesis) dilaksanakan oleh dua sisitem
enzim yang terdapat bpada sitosol sel, yaitu asetil KoA karboksilase dan
sintesa asam lemak. Lintasan tersebut mengonversi asetil KoA menjadi palmitat
dan memerlukan NADPH, ATP, Mn2+, biotin, asam pantotenat, dan HCO3-
sebagai kofaktor.
Asetil
KoA karboksilase diperlukan mengkonversi asetil KoA menjadi melonil KoA. Pada
gilirannya, enzim asam lemak sintase, yaitu komplek multi enzim dari satu
rantai polipeptida dengan tujuh aktifitas enzimatik yang berbeda. Akan
mengatalisis susunan palmitat dari satu molekul asetil KoA dan tujuh molekul
malonil KoA.
Lipogenesis
diatur pada tahap asetil KoA karboksilase oleh pemodifikasi alosterik,
modifikasi kovalen dan induksi serta represi sintesis enzim. Sitrat akan
mengaktifkan enzim, dan asil KoA rantai panjang menghambat aktifitasnya.
Insulin mengkaktifkan asetil KoA karboksilase dalam jangka pendek melalui
defosforilase dan dalam jangka panjang melalui induksi sintesis. Pemnanjangan
asam lemak rantai panjang berlangsung di dalam retikulum endoplasma yang
dikatalisis oleh sistem enzim elongase mikrosom.
Pentingnya
fungsi lemak di dalam tubuh manusia, menjadikan salah satu dari unsur zat
makanan ini sangat diperlukan asupannya secara cukup. Apalagi adanya beberapa
jenis lemak yang tidak bisa disintesis di dalam tubuh manusia, sehinga harus
ada asupan dari luar.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau
energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga,
dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara,
karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.
Hampir
semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan
energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai
fototrof.
DAFTAR
PUSTAKA
Colby,
Diane S. 1989. Ringkasan biokimia harper. Jakarta: EGC penerbit buku kedokteran
Murray, Robert K. Dkk. 2003. Biokimia Harper
edisi 25. Jakarta: EGC Penerbit buku kedokteran
Poedjiadi,
Anna & Supriyanti, F.M. Titin. 2009. Dasar-dasar biokimia edisi revisi.
Jakarta: Universitas Indonesia Press